Archive for February, 2005
perjalanan kami…
February 24, 2005tentang minipoll
February 9, 2005kesimpulan my minipoll di samping setelah berminggu-minggu bercokol di blog saya adalah: orang-orang pengunjung blog itu paling males ngisi minipoll, dan lebih suka ngisi tag-board. terbukti hanya 2 orang yang mengisi minipoll, dan salah satunya adalah….. saya!
terimakasih.
jurnalku yang tercecer
February 8, 2005Berada di Malaysia, serasa di negara maju aja. Tiap kota dihubungkan dengan highway, yang membuat jarak 350 km antara Johor Bahru-KL hanya 5-6 jam saja, itu pun sudah termasuk rehat dan menurunkan penumpang lain. Jalan sangat mulus, penerangan di kota-kota dan pusat-pusat keramaian sangat baik. Jika dibandingkan dengan kecepatan dan kenyamanannya, tarif bus yang RM25 sangatlah layak. O ya, katanya, menurut orang yang mengaku dosen IPB sewaktu bersama saya naik shuttlebus dari airport Senai ke City Lounge, highway di Malaysia akan terus bersambung menuju Thailand dan berakhir di Beijing, RRC!
Jika dilihat dari infrastruktur dan sistem transportasi, pemerintah Malaysia memang berkhidmat pada rakyatnya, yang memang sudah jadi kewajiban pemerintah manapun. Pemerintah Malaysia benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pelayan rakyat (khadimul ummah); tanpa banyak slogan dan janji-janji kosong. Bukan sekedar kata! kata izis. Pemerintah sini, menurut Pak Hidayat, dosen itu, mengamalkan virtues atau nilai-nilai kebajikan. Kebajikan, kata yang sudah sangat jarang didengar dalam pengajaran/pendidikan di Indonesia.
Tidak heran jika orang Malaysia yang saya temui di airport Senai sangat bangga dengan negaranya. Dia terus membanding-bandingkan: di Indonesia bayar fiskal, di sini gratis. Mendengar itu, saya rada sakit hati juga. Ternyata saya masih punya rasa nasionalisme!
jurnalku yang tercecer (II)
February 8, 2005Hari ke-2 di KL, sepertinya saya jatuh cinta pada kota ini. Walaupun tidak sebersih di Melbourne dan kota-kota di negara maju, tampaknya perencanaan kota ini baik sekali. Sangat nyaman bila kita berjalan kaki. Trotoar-trotoar di sini sangat lebar dan sudah pasti bebas kakilima. Tapi bukan berarti tak ada PKL. PKL berada pada tempat yang memang diperuntukkan untuk berdagang. Mulai dari pedagang souvenir sampai makanan, semuanya ada. Di area pedagang makanan, tidak saya temui lalat-lalat beterbangan. Tampaknya para pedagang sudah sadar untuk menjaga kebersihan. Mungkin juga takut, karena jika mereka buang sampah merata-rata, siap-siap untuk merogoh kocek dalam-dalam: RM1000! Bagi saya yang penggemar makan, makan di kedai-kedai maupun lapak-lapak kakilima sangat nyaman, karena itu tadi, bersih dan bebas lalat!
Para pengguna kendaraan di KL pun sangat ‘berperikemanusiaan’. Mengapa saya sebut begitu, karena yang saya temui di Jakarta, Bogor, dan Bandung, mereka sangat ‘buas’. Mentang-mentang motor/mobilnya kencang, langsung salip sana salip sini sambil meraung-raungkan knalpotnya hingga memekakkan telinga. Sampai sekarang belum saya temui knalpot motor khususnya yang berbunyi hingga memekakkan telinga, seperti saat kampanye terbuka atau konvoi para bobotoh Persib. Para pengguna motor pun, walau motor mereka dapat berlari sangat kencang, berjalan sangat tertib di KL.
Sekarang kita tengok budaya berbusananya, khususnya orang-orang melayu yang notabene muslim/muslimah. Tampaknya susah sekali menemukan perempuan melayu yang memakai ‘baju adik’ sampai perut atau punggung mulusnya terlihat. Walaupun tak semuanya berbusana muslimah (jilbab), namun yang tak berjilbab pun tetap berpakaian dengan sopan dan cukup tertutup. Hal ini sangat berbeda dengan cara berpakaian banyak gadis-gadis Indonesia yang sebagian besarnya muslimah, khususnya di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta. Kedua pihak (melayu Malaysia dan Indonesia) memaknai modernitas secara berbeda. Orang Malaysia memaknai substansinya, seperti tertib, disiplin, menjaga kebersihan. Orang Indonesia menganggap modernitas seperti yang dipraktekkan para selebritis; berbusana seronok.
Setelah saya menonton AFI versi Malaysia atau Akademi Fantasia, tampak bahwa pihak media pun turut berusaha untuk menjaga norma-norma kepatutan. Para pelajar (akademia) perempuan berbusana cukup tertutup ketika konser. Kita bisa bandingkan sendiri dengan busana para akademia. Para pelajar perempuan berpakaian dengan tidak memamerkan bagian-bagian yang cukup merangsang seperti belahan dada, paha, dan perut/pusar. Sedangkan kita sudah ‘terbiasa’ melihat hal-hal itu dari para akademia.
O ya, satu lagi. Para perempuan Malaysia, gadis-gadis atau ibu-ibu yang berbusana muslimah, sangat senang memakai gamis bermotif kembang-kembang berwarna bright. Sehingga bila kita lihat di jalan-jalan, pemandangan mereka sangat eye-catchy walau tetap sedap dipandang. Hal itu juga merupakan alasan kenapa saya jatuh cinta pada kota ini.
jurnalku yang tercecer (III)
February 8, 2005Kuala Lumpur, 12 Juli 2004, 7.41am
Ternyata UKM sangat luas. 1000 hektar, kata Zefy. Setelah melihat ke dalam kompleksnya, tidak jauh beda seperti UI dan IPB, hanya fasilitas di sini lebih lengkap. Selain gedung-gedung fakulti, ada asrama putra-putri yang bertebaran, kompleks olahraga seperti kolam renang, lapangan-lapangan bola, lintasan lari, bahkan lapangan golf pun ada. Ada dua buah danau, yang pertama danau yang biasa dipakai olah raga kayak, seperti di UI, dan danau lapangan golf. Lalu ada masjid kampus yang megah. Ketika saya melihat dewan kuliah, atau ruangan kuliah yang besar, saya jadi makin iri. Semua ruang kuliah di sini, besar dan kecil, sudah dilengkapi dengan AC. Kursi-kursi dan meja kuliah terawat baik. Setiap dewan kuliah dilengkapi dengan LCD projector dan komputer di meja pensyarah (dosen).
Tampak bahwa pemerintah Malaysia sangat memperhatikan kualitas pendidikan. Bahkan pendidikan dari SR (Sekolah Rendah atau SD), SMK (Sekolah Menengah Kebangsaan) sampai SPM (SMA) digratiskan. Tampaknya Indonesia sudah tercecer!
Break Away!!!
February 7, 2005selamat pagi dunia!
February 3, 2005seorang kawan sangat menyukai berjalan di tengah keheningan malam…
aku… sangat menikmati untuk berjalan dengan santai di bawah songsongan fajar…
memandang fajar yang menyingsing dengan indahnya di langit luas…
menghisap dalam-dalam kesegaran udara pagi…
mencium aroma tanah yang basah setelah semalaman terguyur hujan…
melihat para pedagang sayur-mayur yang sibuk menjajakan dagangannya…
semerbak aroma rerumputan yang penuh dengan tetesan embun…
ah, pagi hari memang senantiasa menjernihkan jiwa-jiwa manusia…
mungkin sebab itulah Allah menciptakan pagi dengan indahnya…
selamat pagi dunia!